Cara Menghitung Kebutuhan Besi Begel – Besi begel atau sering juga disebut dengan besi behel, besi cincin ataupun sengkang merupakan besi yang digunakan sebagai bahan penulangan beton. Konstruksi itu sendiri lebih dikenal dengan nama beton bertulang di dalam dunia bangunan.
Saat ini besi begel setidaknya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu besi begel polos dan ulir. Permukaan besi begel polos memiliki tekstur halus dan tidak bersirip, sedangkan besi begel ulir memiliki permukaan berupa sirip melintang ataupun rusuk memanjang dengan pola tertentu.
Karena beton bertulang merupakan salah satu konstruksi bangunan dengan peran sangat penting, maka diperlukan adanya perhitungan matang sebelum memulai membangunnya. Selain itu, besi begel juga memiliki peran penting terhadap berdirinya suatu bangunan sehingga harus benar-benar diperhitungkan dengan matang.
Oleh sebab itu, sebelum membangun rumah impian, alangkah baiknya ketahui terlebih dahulu bagaimana cara menghitung kebutuhan material tersebut. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai tata cara menghitung kebutuhan besi begel, entah itu untuk konstruksi sloof ataupun kolom praktis.
Fungsi Besi Begel
Sebelum membahas cara menghitung kebutuhan besi begel lebih lanjut, ada baiknya pahami terlebih dahulu apa saja fungsi dari material tersebut. Seperti dijelaskan di atas, besi begel sebenarnya cukup memegang peran penting dalam berdirinya sebuah bangunan.
Di dalam penggunaannya, biasanya besi begel berguna sebagai kolom pengikat untuk menahan struktur tulangan utama dari besi beton. Selain itu khusus untuk bangunan bertingkat, besi begel digunakan sebagai struktur kolom, balok, dinding, plat hingga sloof.
Karakteristik Besi Begel
Mengingat fungsi dari besi begel cukup krusial dalam suatu bangunan, maka dapat dikatakan bahwa besi begel juga bisa menjadi indikasi kuat atau tidakkah bangunan tersebut. Setiap jenis material bahan bangunan pastinya memiliki karakteristik berbeda-beda, termasuk besi begel. Adapun beberapa karakteristik besi begel diantaranya yaitu sebagai berikut.
- Memiliki kekuatan cukup tinggi dalam menekan.
- Tahan terhadap air dan api.
- Struktur begel bertulang sangat kokoh serta mampu menopang beban bangunan yang diberikan.
- Tidak memerlukan biaya pemeliharaan atau perawatan tinggi.
- Apabila dibandingkan dengan bahan lain, besi begel memiliki usia pakai sangat panjang.
- Pembuatan besi beton sangat mudah karena tidak memerlukan keahlian khusus.
Ukuran Besi Begel
Di dalam perhitungan kebutuhan besi begel pada sebuah bangunan sebenarnya tidak jauh berbeda ketika kalian MENGHITUNG KEBUTUHAN BESI SLOOF. Sebab, kalian harus menentukan terlebih dahulu ukuran, jenis serta bentuk besi begel apa yang akan digunakan.
Sebenarnya besi begel yang beredar di pasaran memiliki bentuk bervariasi, tergantung dari kebutuhan penggunanya. Namun, dari sekian banyaknya bentuk besi begel, salah satu bentuk yang paling sering digunakan dalam sebuah konstruksi bangunan yaitu besi begel bentuk persegi ataupun persegi panjang.
Selain bentuk, ternyata ukuran besi begel juga cukup beragam. Ukuran besi yang paling banyak dijual di pasaran Indonesia dengan harga standar yaitu 90 mm x 90 mm, 90 mm x 150 mm, 90 mm x 250 mm, 90 mm x 300 mm serta 100 mm x 150 mm.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi Begel
Setelah mengetahui fungsi, karakteristik hingga ukuran besi begel, selanjutnya kalian juga harus mengerti bagaimana cara menghitung kebutuhannya. Sebagaimana diketahui, besi begel digunakan untuk pekerjaan beton bertulang seperti balok sloof serta kolom praktis.
Tentunya kedua struktur tersebut memiliki perbedaan dalam penggunaan besi begel. Nah, daripada penasaran, simak baik-baik tata cara menghitung kebutuhan besi begel pada balok sloof ataupun kolom praktis di bawah ini.
Besi Begel Pada Balok Sloof
Dari gambar di atas, konstruksi balok sloof menggunakan besi tulangan pokok 4⌀10 atau 4 buah batang berdiameter 10 mm. Balok sloof tersebut menggunakan besi begel persegi panjang ⌀8-200 artinya diameter 8 mm dipasang setiap jarak 200 mm.
Karena balok sloof berukuran 15 cm x 20 cm dengan selimut beton 2.5 cm, mala membutuhkan besi begel berukuran 10 cm x 15 cm. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perhitungan kebutuhan besi begelnya.
- Panjang 1 buah besi begel ⌀8 : 0.1 m + 0.1 m + 0.15 m + 0.15 m + 0.05 m + 0.05 m = 0.6 m.
- Jumlah kebutuhan begel sepanjang 1 m sloof : 1 m ÷ 0.2 m = 5 bh.
- Total panjang besi ⌀8 : 0.6 m x 5 bh = 3 m.
- Apabila satu batang besi panjangnya 12 m, maka kebutuhannya yaitu 3 m ÷ 12 m = 0.25 btg.
Jadi, total kebutuhan besi begel pada pekerjaan kolom sloof yaitu sekitar 5 buah atau besi ⌀8 sepanjang 3 m.
Besi Begel Pada Kolom Praktis
Cara selanjutnya yaitu menghitung kebutuhan besi begal pada pekerjaan kolom praktis beton bertulang. Pekerjaan kolom praktis ini membutuhkan 4 batang besi tulangan berdiameter 10 mm serta menggunakan besi begel persegi berdiameter 8 mm yang dipasang setiap 200 mm.
Karena pekerjaan kolom praktis tersebut berukuran 15 cm x 15 cm dengan panjang 3 meter serta selimut beton 2.5 cm, maka membutuhkan besi beton berukuran 10 cm x 10 cm. Berikut adalah tata cara menghitung kebutuhan besi begel pada pekerjaan kolom praktis.
- Panjang satu buah besi begel ⌀8 : 0.1 m + 0.1 m + 0.1 m + 0.1 m + 0.05 + 0.05 m = 0.5 m.
- Jumlah besi begel sepanjang 3 m kolom praktis : 3 m ÷ 0.2 m = 15 bh.
- Total panjang besi begel : 0.5 m x 15 bh = 7.5 m.
- Jumlah kebutuhan besi jika per batangnya 12 m : 7.5 m ÷ 12 m = 0.625 btg.
Dari perhitungan di atas, total kebutuhan besi begel pada pekerjaan kolom praktis sepanjang 3 meter yaitu sekitar 15 buah atau sepanjang 7.5 meter.
Akhir Kata
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan besi begel pada pekerjaan beton bertulang tersebut tergantung dengan ukuran besi begel yang digunakan. Selain itu, jarak pemasangan besi begel juga sangat mempengaruhi jumlah kebutuhannya.
Demikian penjelasan dari Epropertyrack seputar cara menghitung kebutuhan besi begel untuk pekerjaan beton bertulang, entah itu balok sloof ataupun kolom praktis. Semoga tutorial di atas bermanfaat serta dapat dijadikan gambaran ketika hendak menghitung kebutuhan besi behel.