Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton – Dalam membangun sebuah konstruksi bangunan, tentunya diperlukan adanya perhitungan dengan cermat sejak awal. Perhitungan tersebut bisa dimulai dari kebutuhan material bangunan, anggaran biaya pembangunan, kebutuhan tenaga kerja dan lain sebagainya.
Salah satu material yang memiliki peran sangat penting dalam berdirinya sebuah bangunan baik itu rumah tinggal, gedung perkantoran ataupun apartemen yaitu besi beton. Dimana besi beton atau juga biasa disebut dengan beton bertulang sendiri berguna sebagai penahan gaya tarik dan gaya tekan dalam sebuah konstruksi bangunan.
Secara garis besar, perhitungan kebutuhan besi beton dalam pembuatan sebuah bangunan dapat dilakukan dengan mudah, tergantung pada penerapan ataupun penggunaannya. Bahkan saat ini produksi besi beton di pasaran Indonesia sudah semakin beragam sehingga memudahkan kalian dalam menghitung total kebutuhannya.
Meskipun terbilang mudah, namun masih ada sebagian orang di luar sana mengeluhkan bahwa mereka masih kebingungan ketika hendak menghitungnya. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini kami akan membantu menjelaskan bagaimana cara menghitung kebutuhan besi beton untuk konstruksi sebuah bangunan.
Penerapan Besi Beton
Perlu diketahui, pastinya semua jenis besi beton mempunyai sejumlah kelebihan serta kekurangan yang perlu diperhatikan. Sebab, nantinya penerapan atau pemanfaatan besi beton dalam sebuah konstruksi bangunan tersebut akan sangat bergantung pada karakteristiknya.
Maka dari itu, sebelum pembahasan utama terkait cara menghitung total kebutuhan besi beton berlanjut, ada baiknya pahami terlebih dahulu apa saja kegunaannya. Di dalam dunia konstruksi bangunan, besi beton digunakan sebagai rangka utama penyusun struktur bangunan, entah itu pada bangunan sederhana maupun bertingkat.
Kemampuan besi beton dalam menarik serta menahan gaya tekan membuatnya cukup baik apabila digunakan sebagai tulang-tulang dalam pembangunan gedung. Terlebih lagi harga besi beton di pasaran terbilang cukup ekonomis serta mudah didapatkan juga menjadi faktor tersendiri kenapa material tersebut kerap digunakan.
Secara garis besar, besi beton biasanya diterapkan bersamaan dengan besi begel dan kawat bendrat sebagai pengikat pembentukan tulang-tulang pada suatu konstruksi bangunan. Adapun beberapa jenis konstruksi atau struktur bangunan yang menggunakan besi beton diantaranya yaitu seperti besi kolom, sloof besi, kolom bertulang dan lain sebagainya.
Ukuran Standar Besi Beton
Selain jenis, ukuran adat dimensi besi beton juga nantinya juga akan mempengaruhi total kebutuhannya. Di Indonesia sendiri saat ini terdapat 2 jenis besi beton yang sudah memenuhi standar ketetapan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu besi beton polos serta besi beton ulir.
Semua jenis besi beton yang beredar di pasaran Indonesia sendiri sebenarnya memiliki ukuran panjang standar sekitar 12 meter per batangnya. Namun, terdapat juga beberapa merk besi beton yang memiliki ukuran kurang ataupun melebihi ukuran standar tersebut dan biasanya disebut sebagai besi beton banci.
Sementara untuk diameter besi beton sebenarnya juga sangat bervariasi, mulai dari 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 13 mm, 16 mm, 22 mm sampai 25 mm. Pastinya setiap diameter besi beton tersebut mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, entah itu berat jenis per meter ataupun per batang.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton
Di atas sudah dijelaskan secara lengkap mengenai apa saja kegunaan besi beton serta berapa ukuran dimensi standarnya sesuai SNI. Selanjutnya kalian juga harus memahami topik pembahasan utama mengenai cara menghitung kebutuhan besi beton sebagai salah satu bahan material pembuatan konstruksi bangunan.
Sebagaimana diketahui, untuk mengetahui kebutuhan besi beton maka kalian perlu mencari tahu tentang ukuran diameternya, entah itu besi beton polos ataupun ulir. Sebagai contoh kalian akan membuat sebuah konstruksi menggunakan besi beton berdiameter 10 mm sepanjang 35 meter, maka cara menghitung kebutuhannya yaitu akan seperti berikut ini.
Diketahui :
- Diameter (d) : 10 mm.
- Panjang besi (L) : 35 m.
- Panjang besi beton per batang : 12 m
Perhitungan :
- Kebutuhan besi beton : Panjang kebutuhan besi ÷ Panjang besi per batang.
- Kebutuhan besi beton : 35 m ÷ 12 m = 2.916 batang (dibulatkan menjadi 3 batang).
Dari perhitungan di atas, maka total kebutuhan besi beton diameter 10 mm untuk membuat konstruksi bangunan sepanjang 35 meter yaitu kurang lebih sekitar 3 batang.
Jika di atas merupakan cara menghitung kebutuhan besi beton secara sederhana, maka selanjutnya kalian juga harus mengerti bagaimana cara menghitung besi beton berdasarkan jenis konstruksinya. Agar lebih jelasnya, berikut adalah tata cara menghitung kebutuhan besi beton berdasarkan jenis struktur atau konstruksi banguannya.
Menghitung Kebutuhan Kolom Besi Beton
Misalkan kalian akan membuat kolom besi beton dengan tinggi 3.5 meter dengan keliling 20 cm x 20 cm. Misalkan dalam pekerjaan tersebut kalian akan menggunakan 2 jenis ukuran besi beton, yakni besi beton diameter 10 mm sebagai tulangan utama serta diameter 8 mm sebagai cincin atau begel.
Dimana begel nantinya dipasang setiap jarak 15 cm atau 0.15 m, maka perhitungan kebutuhan besi beton untuk pekerjaan kolom tersebut yaitu akan seperti di bawah ini.
- Kebutuhan Besi Beton d10
- Panjang besi beton d10 : Tinggi kolom x Jumlah tulangan pokok.
- Panjang besi beton d10 : 3.5 m x 4 = 14 m.
- Kebutuhan besi beton d10 : 14 m ÷ 12 m = 1.167 batang (dibulatkan menjadi 2 batang).
- Kebutuhan Besi Beton d8
- Kebutuhan besi sengkang : Tinggi kolom ÷ Jarak sengkang.
- Kebutuhan besi sengkang : 3.5 m ÷ 0.15 m = 23.4 buah (dibulatkan menjadi 23 buah).
- Panjang besi untuk satu buah sengkang : 16 cm + 16 cm + 16 cm + 6 cm (tambahan panjang untuk masing-masing tekukan) = 70 cm atau 0.7 m.
- Panjang besi beton d8 : 23 buah x 0.7 m = 16.1 m.
- Kebutuhan besi beton d8 : 16.1 m ÷ 12 m = 1.342 batang (dibulatkan menjadi 2 batang).
Menghitung Kebutuhan Sloof Besi Beton
Selanjutnya yaitu cara menghitung kebutuhan besi beton untuk pekerjaan sloof pada bangunan dengan ukuran 15 cm x 20 cm. Pekerjaan sloof tersebut menggunakan besi beton polos berdiameter 12 mm untuk tulangan utama serta besi diameter 8 mm untuk begel atau sengkang.
Pemasangan sengkang pada pekerjaan sloof akan diatur dengan jarak 15 cm, sementara total panjang sloof yaitu sekitar 20 m. Langsung saja simak baik-baik cara menghitung kebutuhan besi beton dalam pekerjaan sloof di bawah ini.
- Kebutuhan Besi Beton d12
- Panjang besi beton d12 : Jumlah tulangan utama x Panjang sloof.
- Panjang besi beton d12 : 4 x 20 m = 80 m.
- Kebutuhan besi beton d12 : 80 m ÷ 12 m = 6.6 batang (dibulatkan menjadi 7 batang).
- Kebutuhan Besi Beton d8
- Panjang besi untuk satu buah sengkang : 15 cm + 15 cm + 20 cm + 20 cm + 5 cm + 5 cm = 80 cm.
- Kebutuhan sengkang untuk 1 meter sloof : 100 cm ÷ 15 cm = 7 sengkang.
- Panjang total besi sengkang : 0.8 m x 20 m x 7 = 112 m.
- Kebutuhan besi beton d8 : 112 m ÷ 12 m = 9.3 batang (dibulatkan menjadi 10 batang).
Perlu diingat, supaya konstruksi bangunan yang dibuat menggunakan besi beton lebih kuat dan kokoh, sebenarnya kalian juga perlu mengetahui berat besi per meternya. Oleh sebab itu, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu cara menghitung berat jenis besi beton untuk semua jenis dan ukurannya.
Akhir Kata
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa total kebutuhan besi beton sebenarnya tergantung pada pemanfaatan ataupun penerapannya. Selain itu, ukuran diameter besi beton juga nantinya akan mempengaruhi total kebutuhannya sebagai material bahan pembuatan konstruksi bangunan.
Itulah sekiranya penjelasan dari Epropertyrack seputar cara menghitung kebutuhan besi beton untuk semua jenis dan ukurannya, baik itu dalam pekerjaan kolom maupun sloof. Semoga informasi di atas dapat dijadikan sebagai referensi ketika hendak menghitung total kebutuhan besi beton.