Cicilan Perumahan Subsidi – Salah satu kemudahan bagi masyarakat Indonesia untuk generasi muda baru saja menikah yang ingin membeli rumah dengan harga terjangkau. Sementara itu, kontrak perumahan dijadikan jangka panjang akan membutuhkan biaya lebih banyak dan cicilan tiap bulan seperti listrik, PDAM, Internet dan sebagainya belum dihitung.
Oleh karena itu, beberapa masyarakat lebih memilih membeli perumahan subsidi dengan harga lebih murah. Adanya rumah subsidi, penghuni akan lebih mudah membayar cicilan per bulan sesuai nominal harga rumah yang dibelinya. Tapi, sebelum mengambil rumah subsidi harus tahu cara menghitung cicilan per bulan dalam waktu 5 tahun sampai 15 tahun.
Namun, yang menjadi masalah adalah tidak semua orang tahu cara menghitung cicilan perumahan subsidi dengan waktu tenor sudah dipilih penghuni. Selain itu, sebagai calon pembeli harus tahu beberapa lembaga keuangan atau perbankan yang menawarkan layanan tersebut seperti KPR bank BCA dan harus mengumpulkan dokumen persyaratan.
Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan informasi terkait cara menghitung cicilan perumahan subsidi dengan jangka waktu tenor 5 tahun sampai 15 tahun. Apabila sudah tidak sabar ingin tahu cara perhitungan cicilan rumah subsidi bisa simak penjalasan dibawah ini dengan sesakma.
Apa Itu Perumahan Subsidi?
Perumahan subsidi merupakan milik dari kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang membantu dalam segi kredit atau pembiayaan kepemilikan rumah, sehingga mendapatkan bantuan dan kemudahan dalam membeli rumah. Mungkin, perumahan subsidi akan sering dikenal dengan KPR bersubsidi yang bisa membayar cicilan dalam jangka panjang ataupun dekat sesuai pendapatan per bulan.
Tidak perlu khawatir yang ingin mengajukan perumahan subsidi, karena ada bank pelaksana secara konvensional ataupun menggunakan prinsip syariah. Akan tetapi, program KPR subsidi hanya dikhususkan kepada masyarakat mempunyai penghasilan maksimal 8 juta per bulan dengan beban cicilan lebih ringan.
Apabila ada masyarakat terkendala dalam uang muka atau DP yang sudah ditetapkan oleh bank, maka bisa mengugnakan fasilitas FLPP dengan uang muka 1 persen dari harga jual rumah. Selain itu, program FLPP akan menawarkan cicilan terjangkau dengan jangka waktu angsuran sampai 20 tahun dan bebas premi asuransi atau PPN.
Untuk ukuran perumahan subsidi sudah dibangun mulai dari 21 sampai 36 meter persegi dengan harga berbeda-beda. Pada dasarnya, harga murah atau mahal perumahan subsidi akan tergantung dengan type ukuran ataupun fasilitas rumahnya.
Syarat Beli Perumahan Subsidi
Sebelum lanjut ke pembahasan utama yaitu cicilan perumahan subsidi, maka harus tahu syarat pengajuan membeli rumah bersubsidi ke beberapa bank pelaksana ataupun lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Ketika membawa syarat atau dokumen akan lebih memudahkan proses pengajuan dalam membeli perumahan subsidi.
Pada dasarnya, perumahan subsidi akan dikhususkan kepada masyarakat mempunyai pekerjaan formal di sebuah perusahaan ataupun pekerjaan informal seperti pedagang ataupun wiraswasta. Bahkan aparatur seperti ASN, TNI, Polri, ASN Golongan III dapat mengajukan cicilan perumahan subsidi dengan batasan penghasilan 8 juta.
Sudah diketahui bahwa perumahan subsidi bersifat umum dan terpenting mempunyai penghasilan 8 juta per bulan. Maka dari itu, kumpulkan dokumen persyaratan pengajuan perumahan subdidi sebagai berikut:
- Sebagai warga negara Indonesia
- Minimal usia 21 tahun dan sudah menikah
- Belum menerima atau memiliki rumah
- Mempunyai pekerjaan dalam waktu 1 tahun
- Mempunyai NPWP
- Pendapatan tidak lebih dari 8 juta per bulan
- Fotocopy KTP suami dan istri
- Fotocopy KK
- Fotocopy surat nikah atau cerai
- Fotocopy slip gaji
- Fotocopy SK atau surat keterangan bekerja
- Menyerahkan surat SIUP, TDP atau keterangan domisili
- Fotocopy laporan keuangan 3 bulan terakhir
- Fotocopy izin praktek
- Fotocopy NPWP
- Fotocopy mutasi rekening 3 bulan terakhir
- Membawa surat pernyataan belum memiliki rumah
Perhitungan Cicilan Perumahan Subsidi
Setelah melihat semua penjelasan dari perumahan subsidi dan syarat mengajukannya, maka selanjutnya harus tahu perhitungan angsuran secara akurat agar tidak telat membayarnya. Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan diatas bahwa cicilan perumahan subsidi bisa dilakukan dalam waktu tenor 5 tahun hingga 20 tahun dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, perhitungan cicilan perumahan subsidi akan penting sekali. Tidak butuh waktu lama-lama, berikut epropertyrack akan menjelaskan dibawah ini:
Cicilan Rumah 5 Tahun
Perhitungan:
- Harga rumah = Rp. 180.000.000
- Waktu tenor = 5 tahun
- Bunga per tahun = 5%
- DP = 1%
Pembayaran Pertama:
- Cicilan pertama = Rp. 3.396.822
- DP = Rp. 1.800.000
- Total bayar = Rp. 5.196.822
Jadi, perhitungan cicilan perumahan subsidi dengan harga 180 juta dalam waktu angsuran 5 tahun harus membayar Rp. 5.196.822 per bulan.
Cicilan Rumah 10 Tahun
Perhitungan:
- Harga rumah = Rp. 170.000.000
- Waktu tenor = 10 tahun
- Bunga per tahun = 5%
- DP = 1%
Pembayaran Pertama:
- Cicilan pertama = Rp. 1.803.114
- DP = Rp. 1.700.000
- Total bayar = Rp. 3.503.114
Nah, cicilan rumah subsidi waktu angsuran 10 tahun harus membayar Rp. 3.503.114 per bulan.
Cicilan Rumah 15 Tahun
Perhitungan:
- Harga rumah = Rp. 170.000.000
- Waktu tenor = 15 tahun
- Bunga per tahun = 5%
- DP = 1%
Pembayaran Pertama:
- Cicilan pertama = Rp. 1.344.349
- DP = Rp. 1.700.000
- Total bayar = Rp. 3.044.349
Total pembayaran cicilan perumahan subsidi dengan waktu angsuran 15 tahun sekitar Rp. 3.044.349 per bulan.
Cicilan Rumah Subsidi 20 tahun
Perhitungan:
- Harga rumah = Rp. 168.000.000
- Waktur Tenor = 20 tahun
- Bunga per tahun = 5%
- DP = 1%
Pembayaran Pertama:
- Cicilan pertama = Rp. 1.097.638
- DP = Rp. 1.680.000
- Total bayar pertama = Rp. 2.777.638
Dalam perhitungan diatas, cicilan perumahan subsidi waktu angsuran 20 tahun akan membayar Rp. 1.097.638 per bulan.
Kesimpulan
Sekian pembahasan dari kami mengenai Cicilan Perumahan Subsidi, syarat dan perhitungan membeli rumah tersebut. Adanya informasi diatas dapat bermanfaat untuk kalian yang ingin membeli perumahan subsidi dengan harga termurah.